Korelasi Keaktifan Berorganisasi, Kepemimpinan Diri, dan Prestasi Akademik Mahasiswa
Sobat Cendekia,
Menjadi mahasiswa bukan hanya tentang menghadiri kelas dan mendapatkan nilai tinggi—ada banyak aspek lain yang turut membentuk perjalanan akademik seseorang. Salah satunya adalah keaktifan dalam organisasi kampus. Sebagian orang percaya bahwa semakin aktif seseorang di organisasi, semakin baik pula kemampuan kepemimpinannya dan tentu saja, semakin meningkat prestasi akademiknya. Namun, apakah benar demikian? Apakah mahasiswa yang aktif berorganisasi otomatis memiliki nilai akademik yang lebih baik?
Artikel ini berjudul "Korelasi Keaktifan Berorganisasi, Kepemimpinan Diri, dan Prestasi Akademik Mahasiswa: Faktor Penunjang Akreditasi Perguruan Tinggi" mencoba menjawab pertanyaan tersebut melalui pendekatan kuantitatif. Dengan menggunakan survei online, penelitian ini mengeksplorasi bagaimana tiga faktor utama—keaktifan berorganisasi, kepemimpinan diri, dan prestasi akademik—berkaitan satu sama lain.
Review Artikel
Penelitian ini diawali dengan hipotesis bahwa keaktifan berorganisasi akan berkontribusi positif terhadap kepemimpinan diri, dan pada akhirnya, prestasi akademik mahasiswa. Untuk menguji hipotesis tersebut, peneliti melakukan survei kepada mahasiswa menggunakan Google Form, kemudian data diolah dan dianalisis secara deskriptif kuantitatif.
Hasil Penelitian
Dari analisis yang dilakukan, ditemukan beberapa temuan menarik:
1. Keaktifan berorganisasi memiliki hubungan positif dengan kepemimpinan diri dengan korelasi kategori sedang (0,052). Ini berarti bahwa semakin aktif seseorang dalam organisasi kampus, semakin tinggi pula kemampuan kepemimpinannya.
2. Keaktifan berorganisasi juga memiliki hubungan positif dengan prestasi akademik, meskipun dalam kategori sedang (0,046). Artinya, mahasiswa yang aktif berorganisasi tetap bisa mempertahankan nilai akademik yang baik, tetapi tidak berarti mereka otomatis lebih unggul secara akademik dibandingkan mahasiswa yang tidak aktif.
3. Yang cukup mengejutkan, kepemimpinan diri ternyata memiliki hubungan negatif dengan prestasi akademik (-1). Ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat kepemimpinan diri, tidak selalu berbanding lurus dengan prestasi akademik seseorang.
Namun, wawancara dengan beberapa partisipan justru mengungkap hasil yang sedikit berbeda. Mahasiswa yang memiliki kepemimpinan diri tinggi merasa bahwa kemampuan mereka dalam mengatur waktu dan menyelesaikan tugas membantu meningkatkan prestasi akademik mereka. Ini menunjukkan bahwa terdapat faktor lain yang mungkin berperan dalam membentuk hubungan antara kepemimpinan diri dan akademik—misalnya, motivasi individu, dukungan sosial, atau bahkan strategi belajar yang digunakan.
Kesimpulan dan Implikasi
Artikel ini memberikan wawasan yang menarik tentang bagaimana keseimbangan antara akademik dan aktivitas organisasi bisa membentuk mahasiswa yang sukses. Keaktifan berorganisasi terbukti berkontribusi terhadap kepemimpinan diri dan sedikit membantu prestasi akademik. Namun, kepemimpinan diri tidak selalu menjamin nilai akademik yang tinggi.
Hal ini menunjukkan bahwa setiap mahasiswa perlu menemukan keseimbangan antara akademik dan organisasi sesuai dengan gaya belajar dan tujuan mereka. Mahasiswa yang aktif berorganisasi tetap bisa mendapatkan prestasi akademik tinggi jika mampu mengelola waktu dengan baik, tetapi mereka juga harus berhati-hati agar kesibukan dalam organisasi tidak mengorbankan aspek akademik mereka.
![]() |
Sumber: Canva |
Penutup
Penelitian ini membuka ruang diskusi lebih luas tentang bagaimana mahasiswa dapat mengoptimalkan pengalaman akademik dan organisasi mereka. Apakah Sobat Cendekia setuju dengan hasil penelitian ini? Atau mungkin kamu punya pengalaman yang berbeda sebagai mahasiswa? Yuk diskusi di Kolom komentar😊
Posting Komentar